Pagi yang cerah Faza memulai aktivitas seperti biasanya
yaitu menuju ke sekolah. Dia berangkat tidak seperti biasanya, pukul 06.00 dia
pun berangkat . tidak sengaja Faza betemu dengan Kesya.
“Hai, kamu ko baru berangkat jam segini”,kata Faza.
“iya nih, aku kesiangan ”
“emmm,. gitu”
Faza dan Keysa berangkat bersama-sama, mereka berdua
menaikai sebuah angkot yang cukup penuh
penumpangnya. Tidak disangka di dalam angkot ada salah satu guru di sekolahku
Bu Dewi namanya. Beliau guru yang baikdan asik diajak bercanda.
“Pagi Bu”, kata Keysa
“Pagi, baru berangkat? Jam berapa ini?”, kata Bu Dewi
“Iya nih bu”, kata Faza dan Keysa Serentak
“kok kalian bisa berdua? Rumahnya deketan”.
“enggak bu, cuman searah, jauhan rumah Faza”, kata Keysa
Faza menoleh ke jam tangannnya, jam berdetak denagn cepat
jam menunjukkan pukul 07.00.
“Aduh, mati aku. Udah jam segini bakalan telat nih, terus
gimana ini? ”, kata Faza
”Udah deh tanang aja, enggak usah panik gitu”, kata Keysa
Angkot pun melesat dengan cepat. Tidak terasa angkot sudah
sampai di depan sekolah.
“Kiri pak, kiri”, kata Faza
“Iya neng”, kata sopir angkot itu.
Faza dan Keysa turun dari angkot dengan tergopoh-gopoh
membawa ransel yang cukup berat menuju pintu gerbang pertama. Biasanya di pintu
gerbang sudah ada guru yang standbay menunggu anak-anak yang telat . Salah satu
guru yang sering standbay guru yang super duper kiler di sekolahku. Salah
satunya Pak Doni dan pada saat itu juga yang standbay di pintu gerbang itu Pak
Doni.
“hey kes, udah ada Pak Doni tuh di gerbang. Gimana nih?”,
kata Faza
“Sialan, udah nonggol aja tuh guru”, kata Kesya
“terus gimana nih?”, saut Faza
“Ya, nggak gima-gimana? Jalanin aja deh”
“beneran!”
“Iya Faza”, saut Kesya dengan kesal
Faza dan Kesya terburu-buru masuk ke pintu gerbang ke dua
dengan nafas yang tersendat-sendat. Mereka berdua mulai menginjakkan kakinya ke
pintu gerbang kedua. Di sekolah Faza terdapat pintu gerbang dua, pintu gerbang
pertama yang dijaga oleh security dan untungnya security itu selalu baik
terhadap siswa yang terlambat dan dia selalu mengizinkan anak-anak yang
terlambat masuk sekolah. Sedangkan pintu gerbang yang kedua dijaga oleh
guru-guru kiler.Guru –guru kiler tidak pernah memandang siswa dari segi materi,
dia selalu memandang sama, salah satunya Pak Doni yang suka seenaknya menghukum
siswa yang melanggar peraturan sekoalah. Tidak terbanyang kalau mau mengghukum
siswa. Yang paranya lagi suka mengecat sepatu yang bewarna, menggunting jilbab
yang tidak seragam.
***
Faza dan Kesya langsung masuk pintu gerbang kedua dengan
lari yang semakin kencang. Parahnya yang telat tidak cuma Faza dan Kesya, tapi
banyak banget. Persaan takut mulai muncul. Bentakkan pertama mulai terdengar
nyaring di telinga Faza dan Kesya.
“hee,, kamu! Ngapain kamu terlambat”, kata Pak Doni dengan
nada yang keras
Faza menjawab denagn gugup,“emm,,emm,maaf Pak, tadi di jalan
macet”.
“alah, apaan kamu alasan aja”
Faza dan Kesta menjawab serentak “beneran Pak, kalu nggak
percaya tanya sama Bu Dewi”
Bentakan kedua terdengar semakin keras, jantung berdetak
semakin kencang. Tak disangka Guru itu menunjuk Faza dan Kesya untuk maju
kedepan.
“sini kamu, lari naik turun delapan puluh kali. Kalau tidak
mau sana pualang aja!. Siswa kok nggak disiplin, sekolah aja nggak disiplin
gimana besok kalau udah kerja. Disiplin itu dibiasakan dari sekarang, kalau
hidup kamu disiplin pasti akan enak ”,ujar Pak Doni
Didalam hati Faza mulai berbicara (“hah, delapan puluh
kali?” denagan raut wajah yang menyeringai. Lari naik turun gini, gila banget
nih guru nggak punya perasaan)
Nggak taunya lagi dengan suara lantang Pak Doni berkata
“keberatan lari elapan puluh kali? Sana pulang aja! ”
Faza bebicara di dalam hati (“gila banget nih guru, tau aja yang
ada dipikiranku”)
Faza dan Kesya mulai berlari menjalani hukuman ini, mereka
berlari dengan mengedumel.
“aduh kalu kayak gini mendingan nggak usah masuk sekalian”,
kata Kesya
“Iya nih, capek. Nyebelin banget tuh guru”, saut Faza
Mereka berlari cukup lama dan pipi mulai memerah.
“aduh aku nggak kaut, caoek banget”, kata Kesya
“udah deh kita jalanin aja, nggak papa pelan-pelan, yang
penting kia lari. Dari pada kita kena marah lagi”
Tidak lama kemudian Pak Doni memanggil anak-anak yang
dihukum .
“sini semua baris yang rapi. Kamu Dika maju pimpin PBB”
Dika adalah ketua OSIS disekolah Faza. Dia cukup terkenal
dengan keaktifan dalm mengikuti organisasi-organisasi yang ada di sekolah.
**BERSAMBUNG
0 komentar:
Posting Komentar